/* Start http://www.cursors-4u.com */ * {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/food/foo-3/foo233.ani),url(http://cur.cursors-4u.net/food/foo-3/foo233.png), auto !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Dancing Banana Squire Sword And Shield

Selasa, 20 Maret 2018


PENTINGNYA AGAMA ISLAM DALAM PENDIDIKAN

Agama seringkali hanya dijadikan sebagai suatu pendamping atau sekedar hiasan semata di dalam kehidupan. Sikap demikian muncul akibat pemahaman keagamaan yang tidak sempurna berawal dari kurangnya pengetahuan agama yang di dapatkan.
            Perbedaan agama selalu menghiasi layar kaca dan menjadi bahan perbincangan hangat di masyarakat. Hampir peristiwa yang selalu di persoalkan justru berawal dari hal sepele, hingga akhirnya merambat pada hal yang berat. Misalnya, tentang perbedaan madzhab dalam kegiatan sehari-hari seperti tata cara wudlu mengalami perbedaan madzhab 1 dengan yang lain, perbedaan adat dalam keagamaan, hingga pada penetapan awal bulan ramadhan dan 1 syawal yang selalu mengalami perbedaan dalam penetapannya, sehingga berdampak pada permusuhan dan perpecahan di kalangan masyarakat.
            Semua peristiwa itu sama sekali tidak mencerminkan kesucian agama. Padahal, agama islam itu lahir bukan untuk di jadikan bahan atau alat untuk perpecahan. Tetapi agama islam hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mendidik dan mengarahkan tatanan kehidupan sosial masyarakat yang nyaman, karena selalu menerapkan sikap saling toleransi atau tasamuh.
            Tetapi kenyataannya di era globalisasi kenapa agama islam selalu dijadikan alat untuk permusuhan ? Apakah ada kesalahan dalam penyampaian maupun pengajarannya ? Lalu seberapa pentingkah peran agama islam dalam pendidikan di era globalisasi ?

            Pendidikan Agama di Era Globalisasi
            Dalam konteks membangun dan mengembangkan masyarakat yang bermartabat dan berakhlak mulia, maka perlu reformasi pendidikan keagamaan. Memang sebuah pendidikan itu diterapkan dengan maksud tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi, tidak akan berguna jika pendidikan hanya mengedepankan pada aspek  kecerdasan saja tanpa disertai dengan akhlak mulia. Disinilah gunanya pendidikan keagamaan di kalangan masyarakat, khususnya pada generasi muda penerus bangsa.
            Fungsi pendidikan kegamaan ada dua macam. Pertama, mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mampu untuk mengamalkan nilai-nilai yang di dapatkan atau menjadi ahli agama. Kedua, untuk membentuk peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai agamanya agar menjadi ahli di bidang agama yang memiliki wawasan luas, kritis, inovatif dan dinamis. Itu semua dilakukan agar terwujud kecerdasan kehidupan bangsa dengan landasan iman, takwa dan akhlak mulia.
            Usaha untuk menerapkan pendidikan keagamaan di Negara Indonesia tidaklah mudah, karena di Indonesia tidak hanya menganut agama islam saja. Tetapi, di Indonesia juga menganut 4 macam kepercayaan yang lain. Yaitu agama kristen, hindu, budha, dan katholik. Maka perlunya penyampaian yang tepat pada sasaran dan penyampaiam metode secara tepat pula, yaitu denganmauidza khasanah yakni dengan lemah lembut dan tanpa paksaan. Selain itu perlunya keterbukaan dalam mempelajari ilmu agama.
            Ajaran agama disampaikan dalam rangka menguatkan dasar agamanya. Dalam hal ini penjelasan haruslah rinci beserta dalil teks agama yang pasti, baik dari dalil naqli, dalil aqli, maupun dalil wijdani. Kemudian ajaran agama yang bersifat sosial juga disampaikan secara rinci termasuk di dalamnya dikenalkan bagaimana agamanya juga mengajarkan hidup berdampingan dengan agama lain. Sehingga agama lain tidak tersulut konflik sosial . Kemudian selanjutnya adalah penganut agama diajak melakukan studi lintas agama ( dalam rangka pengenalan ). Studi perbandingan ini akan semakin mempermudah toleransi beragama dan terbentuknya sikap solidaritas antar agama.
            Menerapkan pendidikan agama di Indonesia tidaklah mudah, hal ini disebabkan Indonesia mempunyai 4 kepercayaan agama, yaitu : Hindu, Budha, Kristen, dan Katolik. Maka perlunya penyampaian secara tepat dan penuh kesabaran. Islam sendiri terlahir secara damai tanpa adanya unsur paksaan untuk menganutnya. Perlu adanya keterbukaan untuk menyampaikan suatu agama. Hal ini bertujuan untuk menghindari fitnah dari anggota masyarakat. 
            Berbagai macam usaha maupun model dalam pendidikan kegamaan yang baik dan ideal sudah beberapa kali dilakukan, namun seringkali gagal. Untuk itu perlu adanya kerja sama antar beberapa pihak dan perlunya kesadaran serta niat yang kuat agar pendidikan keagamaan dapat terserap dan berjalan dengan baik dan lancar. Karena, Negara Indonesia tidak akan maju kalau hanya mengandalkan pada pendidikan umum saja serta di barengi ilmu pengetahuan teknologi tetapi tanpa adanya pendidikan agama. Untuk itu, marilah kita satukan Bangsa Indonesia untuk mendesain pendidikan indonesia dengan menerapkan pendidikan keagamaan.


Nabi Isa AS Masih Hidup Ataukah Sudah Wafat?

1.     Nabi Isa AS Masih Hidup?
            Berikut keterangan Lajnah Daimah ketika ditanya: ‘Apakah Nabi Isa masih hidup ataukah sudah meninggal? Apa dalil dari Alquran dan hadis? Jika masih hidup, sekarang beliau dimana? Dan apa dalilnya?’

Jawaban Lajnah Daimah (Lembaga Fatwa Arab Saudi)

            Nabi Isa bin Maryam masih hidup dan belum mati sampai hari ini. Orang Yahudi tidak membunuh beliau dan tidak menyalib beliau. Namun Allah serupakan seseorang dengan beliau, dan dialah yang disalib. Dan Allah mengangkat Isa ke langit dengan badan dan ruhnya. Beliau sampai hari ini berada di langit. Dalilnya adalah firman Allah tentang makar orang yahudi dan bantahan terhadap anggap mereka:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا .
Karena ucapan mereka (orang Yahudi): “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An-Nisa: 157)
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa: 158).
            Allah mengingkari anggapan orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa dan menyalibnya. Allah kabarkan, bahwa Isa telah Dia angkat ke langit, sebagai rahmat yang Allah berikan kepada beliau dan memuliakan beliau, sekaligus mukjizat yang Allah berikan kepada rasul-Nya yang dia kehendaki.
            Konsekuensi makna dari firman Allah, “… Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya…” bahwa yang Allah angkat adalah jasad dan ruhnya, sehingga layak sebagai bantahan untuk anggapan orang Yahudi bahwa mereka telah membunuhnya. Karena membunuh dan mensalib yang pokok hanya terjadi pada badan. Sementara pengkatan ruh semata, tidak bertentangan dengan anggapan yahudi yang membunuh dan mensalib nabi Isa. Sehingga, jika dipahami, Allah hanya mengangkat ruh nabi Isa maka itu tidak bisa dijadikan bantahan untuk anggapan orang Yahudi.” (Fatawa Lajnah, 3:305-306).
Dalam tafsirnya, Imam Ibnu Athiyah mengatakan,              
أجمعت الأمة على ما تضمنه الحديث المتواتر من أن عيسى في السماء حي، وأنه سينزل في آخر الزمان فيقتل الخنزير ويكسر الصليب ويقتل الدجال ويفيض العدل وتظهر به الملة – ملة محمد صلى الله عليه وسلم – ويحج البيت ويبقى في الأرض أربعا وعشرين سنة وقيل أربعين سنة
            “Umat Islam sepakat terhadap makna yang disebutkan dalam banyak hadis yang mutawatir, bahwa nabi Isa berada di langit, masih hidup. Dia akan turun di akhir zaman, membunuh babi, mematahkan salib, membunuh Dajjal, memenuhi bumi dengan keadilan, dan agama Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi menang. Beliau juga berhaji ke ka’bah, dan tinggal di muka bumi selama 24 tahun. Ada yang mengatakan selama 40 tahun.” (al-Muharar al-Wajiz, 1:429).
Kapan Nabi Isa Meninggal?
            Bukankah semua yang bernyawa akan mati? Lalu kapan Nabi Isa akan diwafatkan?
            Benar, semua makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Sebagaimana yang Allah tegaskan,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Semua jiwa pasti akan merasakan kematian. Kalian akan dipenuhi ganjarannya hanya pada hari kiamat.” (QS. Ali Imran: 185).
            Nabi Isa ‘alaihis salam tidak dikecualikan dari ayat ini. Beliau juga akan meninggal sebagaimana umumnya manusia. Hanya saja tidak sekarang, tapi di akhir zaman, setelah Allah turunkan kembali beliau, dengan membawa misi membunuh Dajjal, orang kafir, dan memenuhi bumi dengan keadilan bersama kaum muslimin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan tugas Isa di akhir zaman. Beliau menyatakan,
فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
Beliau tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian Allah wafatkan, dan dishalati kaum muslimin.” (HR. Abu Daud 4324, Ibnu Hiban 6821).


2.     Nabi Isa AS Sudah Wafat

            Ketika menafsirkan QS. Ali Imron (3) ayat 55, buya HAMKA didalam Tafsir Al Azhar, menulis :
إِذْ قالَ اللهُ يا عيسى‏ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَ رافِعُكَ إِلَيَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذينَ كَفَرُوا

“(Ingatlah) tatkala Allah berkata: Wahai lsa,sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepadaKu, dan membersihkan engkau dari orang-orang yang kafir ” (pangkal ayat 55).
            Artinya yang tepat dari ayat ini ialah bahwa maksud orang-orang kafir itu hendak menjadikan Isa Almasih mati dihukum bunuh, seperti yang dikenal yaitu dipalangkan dengan kayu, tidaklah akan berhasil.
            Tetapi Nabi Isa Almasih akan wafat dengan sewajarnya dan sesudah beliau wafat, beliau akan diangkat Tuhan ke tempat yang mulia di sisiNya, dan bersihlah diri beliau dari gangguan orang yang kafir-kafir itu.
Al Maidah 117
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu”.

MENYIKAPI PEMILU 2019

Pesta rakyat akan kembali digelar tahun depan (2019) berupa pilpres maupun pileg yang akan menentukan nasib negeri ke depan. Seperti ...