/* Start http://www.cursors-4u.com */ * {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/food/foo-3/foo233.ani),url(http://cur.cursors-4u.net/food/foo-3/foo233.png), auto !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Dancing Banana Squire Sword And Shield

Senin, 14 November 2016

METODOLOGI PENELITIAN



I.                   Mengapa Kita perlu mempelajari Metodologi Penelitian?

Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam pengambilan keputusan yang lebih ilmiah:

  1. Kebutuhan manajemen(kepala sekolah) akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik, dan
  2. Tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan ini.

Dalam dua dekade terakhir ini, kita telah menyaksikan perubahan-perubahan yang dramatis dalam lingkungan pendidikan. Bermula dari suatu peran  ekonomis yang historis, organisasi pendidikan telah berkembang sebagai tanggapan kepada mandat sosial dan politik dari kebijakan nasional  pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah Standar Nasional, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, Badan Hukum Pendidikan, dll.,  pertumbuhan teknologi  yang dahsyat, dan inovasi yang masih berlangsung terus di bidang komunikasi global. Perubahan-perubahan ini telah menciptakan kebutuhan akan pengetahuan baru bagi pimpinan sekolah. Kebutuhan akan pengetahuan lainnya timbul dari masalah yang timbul akibat kebijakan-kebijakan peendidikan, pasar  pendidikan yang diproteksi, transfer teknologi, dan isu-isu makro-pendidikan.

Kecenderungan akan kompleksitas telah meningkatkan risiko yang berhubungan dengan pengambilan keputusan bisnis pendidikan dan mempunyai basis informasi yang kokoh menjadi semakin penting. Peningkatan kompleksitas berarti bahwa semakin banyak variabel yang harus diperhatikan. Persaingan pendidikan lebih ketat. Usaha-usaha bisnis pendidikan dibuat jadi lebih kontras satu sama lain  agar memperoleh keuntungan bersaing. Kaum stockholder , dan masyarakat umum memiliki informasi yang lebih baik dan lebih peka terhadap kepentingan diri. Pemerintah tetap berkepentingan dengan semua aspek pendidikan dalam masyarakat. Masing-masing faktor ini menuntut agar para manajer pendidikan memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih baik sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Agar dapat berhasil dalam lingkungan yang demikian, Anda perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai metode ilmiah dan cara memadukannya ke dalam pengambilan keputusan. Anda perlu tahu bagaimana mengenali penelitian yang baik dan bagaimana melaksanakannya. Tulisan  ini membahas kebutuhan-kebutuhan ini.

Dengan semakin rumitnya lingkungan bisnis pendidikan, maka semakin meningkat pula jumlah dan keampuhan dari peralatan untuk melaksanakan penelitian. Pengetahuan semakin bertambah luas di semua bidang pendidikan. Teori-teori yang dibangun sudah lebih baik. Komputer memberikan loncatan yang besar dalam kemampuan untuk menghadapi masalah-masalah. Teknik-teknik analisis kuantitatif yang baru memanfaatkan kemampuan ini. Komunikasi dan teknik-teknik pengukuran juga semakin luas. Kecenderungan-kecenderungan ini saling memperkuat satu dengan yang lain dan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap penelitian pendidikan.

Jika perhatian utama Anda adalah pada aspek-aspek riset manajemen pendidikan, ada sekurang-kurangnya empat situasi yang akan menguntungkan Anda bilamana memiliki keterampilan penelitian. Pertama, seorang manajer pendidikan sering memerlukan lebih banyak informasi sebelum mengambil keputusan tertentu. Pilihan Anda terbatas jika tidak ada orang yang dapat didelegasikan akan tugas ini; Anda sengaja tidak mencari informasinya atau Anda berusaha mencarinya sendiri dengan tingkat keterampilan yang terbatas. Jelaslah pilihan mana yang lebih baik.

Kedua, Anda mungkin diminta melakukan suatu penelitian untuk tugas Anda. Kesempatan seperti ini biasanya cenderung terjadi di awal karir Anda; mungkin ini merupakan kesempatan bagi Anda untuk memberi kesan baik kepada atasan. Alasan ketiga, untuk memiliki keterampilan penelitian adalah bahwa mungkin Anda perlu membeli jasa penelitian dari orang-orang lain, atau setidak-tidaknya menilai apa yang dilakukan oleh orang lain. Jika Anda mengerti desain penelitian yang dipakai dan dapat menilai secara baik mutunya, maka mutu pengambilan keputusan Anda menjadi lebih baik.

Alasan keempat untuk mempelajari metode-metode penelitian adalah bahwa mungkin Anda bisa mendapat posisi sebagai seorang ahli dalam penelitian. Sebagai suatu fungsi yang dispesialisasikan, penelitian menawarkan kesempatan-kesempatan yang menarik, khususnya dalam analisis pendidikan, penelitian pemasaran pendidikan, dan penelitian operasi pendidikan. Juga tersedia kesempatan kerja untuk para peneliti di bidang yang lain.

II.                Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Penelitian merupakan salah satu bentuk laporan yang paling sering dijumpai dalam penyusunan skripsi. Penelitian sangat diperlukan ketika para ahli, mahasiswa, siswa, ataupun pakar-pakar lain dalam mencari kebenaran melalui analisis fenomena yang menggunakan instrumen penelitian.

Dalam dunia pendidikan suatu penelitian sangat diperlukan karena dengan kita sebagai penerus bangsa harus mengetahui secara pasti kebenaran dari pendidikan dan ilmu pengetahuan agar tidak terjadi kesalahan dan kesimpangsiuran terhadap peserta didik.

Penelitian merupakan suatu usaha menghubungkan kenyataan empirik dengan teori apabila teori sudah ada. Karena dalam penelitian kualitatif dilakukan bukan dalam rangka menguji teori atau hipotesis melainkan menemukannya.

            Terdapat beberapa kesimpangsiuran dalam memahami metode kualitatif yang sering kali dianggap sebagai pelengkap dari metode kuantitatif.

Di dalam meneliti, manusia menggunakan metodologi yang selalu berubah untuk mencapai tujuan utama penelitian yaitu pengembangan kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Dengan kemajuan dan perkembangan jaman penelitian, tidak dapat didaku bahwa satu pendekatan saja yang benar. Akan tetapi pendekatan lain harus dipertimbangkan karena semua bergerak terus (Phanta Rhei). (Lukas S. Musianti,2002;123-136)

Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan gejala secara holistik-konstektual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif lebih menonjol disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh dengan nilai-nilai otentik.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menitikberatkan pada pengukuran dan analisis hubungansebab-akibat antara bermacam-macam variabel, bukan prosesnya, penyelidikan dipandang berada dalam kerangka bebas nilai.

Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di laporan.

Penelitian kualitatif adalah penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur, menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara yang diteliti dengan peneliti, tekanan situasi yang membentuk penyelidikan, sarat nilai, menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya.

Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan obyek yang diteliti, menggunakan instrumen-instrumen formal, standar, dan bersifat mengukur. Sedangkan penelitian kualitatif menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti, menggunakan peneliti sebagai instrumen.

Berdasarkan Williams (1988) ada lima pandangan dasar perbedaan antara pendekatan kuantitatif (istilah Williams dengan kuantitatif positivistik) dan kualitatif. Kelima pendangan dasar  perbedaan tersebut adalah:

  1. 1.      Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan holistik. Sehingga peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada obyek generalis, meragukan dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.
  2. 2.      Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
  3. 3.      Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements), sedangkan pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements).
  4. 4.      Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sedangkan pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan.
  5. 5.      Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti yang subyektif.

Perbedaan Aksioma dalam Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan kuantitif meliputi tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai. Perbedaan aksioma antara peneliti kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan aksioma dalam peneliti kualitatif dan kuantitatif, ditunjuk kan pada tabel di bawah ini .

Aksioma dasar
Metode Kualitatif
Metode Kuantitatif
Sifat realitas
Dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, dan terukur
Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Independen, supaya terbangun obyektifitas
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna
Hubungan variabel
Y
 
X
 
Sebab-akibat (kausal)

                                          


Timbal balik/interaktif
X
 
Z
 
Y
 
Kemungkinan generalisasi
Cenderung membuat generalisasi
Transferability (Hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
Peranan nilai
Cenderung bebas nilai
Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data



1.Sifat reabilitas

Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti. Terdapat perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Seperti telah dikemukakan, dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkret, dapat diamati dengan panca indra, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan prilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrumen untuk mengukurnya. 



Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat Postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamin, hasil kontruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistik) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja, atau body nya saja, tetapi peneliti kualitatif akan meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja pada saat mobil di jalankan.

2.Hubungan peneliti dengan yang diteliti

Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinya sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independent.  Dengan menggunakan kuisioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data. 



Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrumen dan dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan indepth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.


3.Hubungan antar variabel

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (Kausal), sehingga dalam penelitiannya ada varibel independent dan dependent. Dari variabel tersebut selajutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi ( reciprocal/interaktif), sehigga tidak diketahui mana variabel independent dan dependentnya.

4.Kemungkinan generalisasi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuXCew0ZWPpF-3uXTPwS0MnzH8FNCB_4Nv3EcXf13hNhau-HzNgUw7QDb_JYWDGt6txyVwE_Z4e4IwBtK_1XlVqssZG0adtTIqw9V9a-0SJsj9GZ8uIz67ltjDOsndOIkDJ7clYx70eO6_/s400/Perbedaan+Aksioma+2.jpg

Pada umumnya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjrMnFA85PHbQ6SXlecwTNEWFsiKS_bAnnj2-vx-jOagTfGsQQ0xAHzvxoRRqdRic2bAL1EDdKy5iGH2jxaCUZKeSgHyuHxAFI8tYHS5K27zcoeN_oWBx7PaDjn-v8KaVVyc2bgUnqWt-Z/s400/Perbedaan+Aksioma+1.jpg

Pada penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Seperti telah dikemukakan, makna adalah dibalik yang tampak. Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapka ditempat lain. Generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut  engan transferability dalam bahasa indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan ditempat lain. Keterangan tersebut digambarkan pada gambar dibawah ini.

5.Peranan nilai 

Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti data dengan sumber data. Dala interaksi ini baik peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi yang berbeda, sehingga pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terkait oleh nilai masing-masing.  Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai, maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh obyektif. 

Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) adalah sebagai berikut:

a.      Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and researcher is the key instrument

b.      Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words of pictures rather than number

c.      Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products

d.      Qualitative research tend to analyze their data inductively

e.       “Meaning” is of essential to the qualitative approach



Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa penelitian kualitatif itu:

a.      Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci

b.      Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

c.      Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

d.      Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

e.       Penelitian kualitatif lebih menekankan makna



Ericson dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut.

1.      Intensive, long term participation in field setting

2.      Careful recording of what happens in the setting by writing field notes and interview notes by collecting other kinds of documentary evidence

3.      Analytic reflection on the documentary records obtained in the field

4.      Reporting the result by means of detailed descriptions, direct quotes from interview, and interpretative commentary



Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, penliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap erbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.



Selanjutnya untuk memahami secara lebih jelas dan rinci tentang metode kualitatif, maka perlu memahami perbedaan antar kedua metode tersebut. perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dengan cara membandingkan antara kedua metode tersebut. pada tabel di bawah ini dikemukakan perbedaan karakteristik antara metode kualitatif dan kuantitatif.

Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif



No.
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
1.
A.    Desain
a.       Spesifik, jelas rinci
b.      Ditentukan secara mantap sejak awal
c.       Menjadi pegangan langkah demi langkah
A.    Desain
a.       Umum
b.      Fleksiberl
c.       Berkembang, dan muncul dalam proses penelitian
2.
B.     Tujuan
a.       Menunjukkan hubungan antar variablel
b.      Menguji teori
c.       Mencari generalisasi yang mempunyai nilai preduktif
B.     Tujuan
a.       Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif
b.      Menemukan teori
c.       Menggambarkan realitas yang kompleks
d.      Memperoleh pemahaman makna
3.
C.    Teknik Pengumpulan Data
a.       Kuesioner
b.      Observasi dan wawancara terstruktur
C.    Teknik Pengumpulan Data
a.       Participant observation
b.      In depth interview
c.       Dokumentasi
d.      Tringulasi
4
D.    Instrumen Penelitian
a.       Test, angket, wawancara terstruktur
b.      Instrumen yang telah terstandar
D.    Instrumen Penelitian
a.       Peneliti sebagai isntrumen
b.      Buku catatan, tape recorder, camera, handycam dan lain-lain
5.
E.     Data
a.       Kuantitatif
b.      Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
E.     Data
a.       Deskriptif kualitatif
b.      Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain
6.
F.     Sampel
a.       Besar
b.      Representatif
c.       Sedapat mungkin random
d.      Ditentukan sejak awal
F.     Sampel/sumber data
a.       Kecil
b.      Tidak representatif
c.       Purposive, snowball
d.      Berkembang selama proses penelitian
7.
G.    Analisis
a.       Setelah selesai pengumpulan data
b.      Deduktif
c.       Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis
G.    Analisis
a.       Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian
b.      Induktif
c.       Mencari pola, model, tema, teori
8.
H.    Hubungan dengan Responden
a.       Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
b.      Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden
c.       Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
H.    Hubungan dengan Responden
a.       Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
b.      Kedudukan sama bahkan sebagai guru, konsultan
c.       Jangka lama, sampai datanya jenuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
9.
I.       Usulan Desain
a.       Luas dan rinci
b.      Literatur yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti
c.       Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-lankahnya
d.      Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e.       Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f.       Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
I.       Usulan Desain
a.       Singkat, umum bersifat sementara
b.      Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
c.       Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan tour/piknik
d.      Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
e.       Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
f.       Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan
10.
J.      Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan
J.      Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh
11.
K.    Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian validitas dan reabilitas instrumen
K.    Kepercayaan terhadap hasil penelitian
Pengujian kredibilitas, dependibilitas, proses dan hasil penelitian



Proses Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif

1.      Proses Penelitian Kuantitatif

Pada umumnya, penelitian kuantitatif yang berdasarkan paradigma positivistik berlangsung sebagai berikut.

a)      Peneliti menaruh minat dan merasa terdorong untuk meneliti suatu masalah yang masih bersifat umum;

b)      Masalah diuraikan dalam beberapa submasalah yang melahirkan hipotesis;

c)      Memilih metode dalam memecahkan masalah;

d)     Menentukan populasi dan sampel yang akan digunakan;

e)      Mengumpulkan data;

f)       Menganalisis data;

g)      Menulis laporan.



2.      Proses Penelitian Kualitatif

Pada proses penelitian kualitatif terdapat banyak perbedaan dengan proses penelitian kuantitatif yang dikarenakan adanya perbedaan paradigma yang berlangsung sebagai berikut.

a)      Peneliti menaruh minat untuk meneliti suatu topic yang masih bersifat umum;

b)      Merumuskan pertanyaan;

c)      Menentukan metode yang digunakan;

d)     Memasuki lapangan;

e)      Mengumpulkan data melalui observasi dengan menggunakan catatan, mengadakan sampling, kemudian dicek kembali kebenarannya dengan memperoleh informasi dari beberapa pihak (triangsulasi) untuk memverifikasi informasi;

f)       Analisis data;

g)      Dibuat laporan;

h)      Membuat pertanyaan baru.

Proses Penelitian menurut sugiyono

Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti. Masalah harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris, sehingga peneliti harus menguasai teori melalui membaca berbagai refrensi. Selanjutnya masalah dirumuskan secara spesifik. Untuk menjawab masalah yang bersifat sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca refrensi teoritis yang relevan. Kemudian untuk menguji hipotesis peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Dan hendaknya instrumen penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan realiabilitasnya. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dilakukan pada objek tertentu baik populasi maupun sampel. Jika peneliti akan membuat generalisasi terhadap temuanya, maka sampel yang diambil harus respensif (mewakili). Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisi untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Dalam analisis akan ditemukan apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang dajukan atau tidak. Kesimpulanya berdasarkan metode penelitian kuantitatif maka penelitian ini bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteoti, berhipotesis, pengumpulan data, analis data, serta kesimpulan dan saran.

Sedangkan proses penelitian kualitatif adalah penelitian yang belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki lapangan/objek penelitian. Setelah memasuki objek penelitian tahap awal peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada ditempat itu , masih bersifat umum. Baru ketika pada proses penelitian tahap ke dua yang disebut sebagai tahap reduksi/fokus, peneliti akan memilih mana data yang menarik penting, berguna, dan baru. Selanjutnya dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian. Tahap selanjutnya atau tahap ke tiga dalam penelitian kualitatif adalah tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus menjadi lebih rinci. Kemudian peneliti melakukan analis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka selanjutnya peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sebuah pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.

Hasil akhir dari penelitian kualitatif ini bukan hanya sekedar menghasilkan Data atau informasi seperti yang sulit di cari  halnya pada metode penelitian kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia.

III.             Pertimbangan dalam memilih judul dan problematika penelitian



a.       Pertimbangan dalam memilih judul

Judul merupakan hal pertama yang terlihat dan seringkali dipertanyakan. Untuk itu, judul haruslah menarik bagi pembaca untuk menyimak lebih lanjut lagi. Menurut Drs. Mardalis, dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal” ,dalam memilih dan menetapkan judul harus memperhatikan hal-hal berikut:

1)      Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat si peneliti merupakan sesuatu yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah penelitian.

2)      Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan  peneliti. Mampu di sini dimaksudkan dapat melakukan penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian tersebut dengan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian penelitian dengan judul yang dipilih.

3)      Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri sendiri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Sehingga,dengan judul yang dipilih ada manfaatnya.

4)      Judul yang dipilih hendaknya cukup data yang tersedia. Data di sini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipotesa penelitian.

5)      Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.[1]



Sedangkan menurut, Dr.Juliansyah Noor dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Penelitian”, beberapa syarat agar judul penelitian dapat disebut baik antara lain :

1)      Menyebutkan variabel penelitian. Variabel penelitian merupakan masalah utama penelitian.

2)      Menyebutkan unit analisis penelitian. Yang dimaksud dengan unit analisis penelitian yaitu organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang dijadikan objek penelitian.

3)      Menyebutkan lokasi penelitian

4)      Disusun sesingkat mungkin.



Berdasarkan pendapat Dr.Juliansyah Noor, dapat disimpulkan bahwa dalam judul harus mencakup hal-hal berikut :

a)      Menunjukkan sifat atau jenis penelitian.

b)      Menunjukkan variabel utama yang merupakan objek penelitian.

c)      Menunjukkan variabel yang menjadi faktor  pengaruh variabel utama.

d)     Menunjukkan pada subjek penelitian atau unit analisisnya.

e)      Menunjukkan lokasi penelitian.

f)       Menunjukkan tahun penelitian dilaksanakan.



Yang dimaksud dengan variabel itu sendiri adalah suatu sebutan yang dapat dinilai oleh angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Menurut Juliansyah Noor, menjelaskan :

“Variabel Penelitian pada dasarnya merupakan hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain, variabel penelitian ialah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh…”

Judul dapat diperoleh dari manapun, meskipun demikian penentuan terakhir adalah terletak pada pelaku penelitian sendiri. Oleh karena itu sebelum judul ditemukan, maka harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal berikut kepada dirinya sendiri, yaitu :

·         Apakah judul tersebut dapat dikuasainya?

·         Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia secukupnya?

·         Apakah judul tersebut penting untuk diteliti?

·         Apakah judul tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan?

Judul setidaknya memperhatikan dua hal, yaitu kesesuaian judul dengan isi penelitian dan pemilihan kata-kata dalam judul. Lalu apakah yang dimaksud dengan kesesuaian judul dengan isi penelitian? Kesesuaian isi dengan judul maksudnya, kemampuan memelihara agar tulisan skripsi/laporan penelitian tetap berada pada menyimpang dari judul atau judul beda koridor judul. Jadi, jangan sampai  isi dengan isi. Sedangkan yang dimaksud dengan Pemilihan kata-kata dalam judul artinya,judul harus ilmiah, logis, dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar.

Judul dalam karya ilmiah, cukup satu kalimat saja. Biasanya merupakan sebuah kalimat positif, jarang sekali menggunakan kalimat tanya atau negatif, meskipun ini sah-sah saja. Persoalannya, dalam banyak buku metode penelitian, dikatakan seperti itu.

Judul harus singkat, padat dan jelas. Judul yang bertele-tele, selain membingungkan pembaca, juga mengundang pertanyaan bagi dosen penguji skripsi. Bisa dua jam lebih anda diuji, dimana satu jamnya hanya berputar-putar di halaman judul saja tidak kunjung bergerak ke dalam isi.

Namun disisi lain, untuk mendapatkan judul sebuah penelitian haruslah ada permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penyaringan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul. Adapun cara menyaring permasalahan tersebut adalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut, diantaranya :

a.       Minat secara pribadi. Secara pribadi peneliti berminat untuk membahas dan menemukan jawaban atau solusi dari permasalahan yang dipilih. Jika memaksakan memilih permasalahan yang tidak diminati, bisa menimbulkan rasa bosan dan tidak maksimal dalam berbagai aspek dalam proses pembuatan laporan penelitian/ skripsi.

b.     Kemampuan secara pribadi. Pastikan bahwa peneliti harus memiliki pemahaman dasar yang memadai untuk membahas permasalahan tersebut. Meskipun peneliti sangat berminat, tetapi kalau permasalahan itu tidak pernah sama sekali masuk dalam pikiran pelaku penelitian, maka akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan laporan atau skripsi yang dibuat. Sebenarnya, bagi peneliti yang sudah mahir, bisa saja menantang diri dengan memasuki wilayah yang baru sama sekali. Namun bagi pemula disarankan untuk berlatih terlebih dahulu dengan permasalahan yang agak familiar.

c.       Landasan Teoritis dan Konseptual tersedia. Pastikan bahwa anda mampu mendapatkan landasan teoritis dan konspetual untuk permasalahan yang dipilih. Meskipun, pengabaran mengejar berbagai sumber literatur dilakukan setelah judul diterima, tidak ada salahnya anda melakukan sedikit kegiatan pra-penelitian dengan melihat beberapa sumber literatur terkait.

d.      Data tersedia. Data untuk permasalahan yang dipilih tersedia di lokasi penelitian penulis. Meskipun permasalahan yang dipilih menarik dan penting tetapi kalau datanya belum ada maka tidak bisa melakukan penelitian.

e.       Data dapat diakses. Terkait dengan poin terdahulu, maka data yang tersedia bisa diakses. Data yang sifatnya sensitif dan menyangkut pribadi seseorang biasanya sulit diakses kecuali kalau didukung oleh otoritas tertentu yang berwenang memberi akses. Data keuangan organisasi, data pasien, dan semacamnya biasanya tidak begitu saja bisa diakses oleh peneliti.

f.       Etika penelitian. Permasalahan yang dipilih tidak akan melibatkan penulis dengan masalah etika. Hal ini sangat perlu diperhatikan kalau objek yang diteliti adalah manusia. Pastikan temuan atau hasil penelitian tidak bakal membahayakan fisik, karir atau profesi responden. Sebagai contoh, meneliti kepemimpinan seorang kepala daerah yang terbukti penuh dengan kekurangan bisa saja berdampak buruk kepada yang bersangkutan. Disini peneliti biasanya diperhadapkan pada situasi dilematis. Pada satu sisi penulis dituntut untuk mengemukakan temuannya secara objektif (apa adanya), namun pada sisi lain penulis bisa merugikan objek penelitiannya jika diungkap secara objektif.



Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat dari sebuah judul sehingga dikatakan judul yang tepat dan baik adalah, sebagai berikut :

a)      Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.

b)      Cukup jelas dan singkat.

c)      Berisi variable-variabel yang akan diteliti.

d)     Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.





b.      Alasan Memilih Judul

Sebuah judul yang dipilih atau yang penulis angkat dari pemasalahan-permasalahan yang ada terutama bagi para mahasiswa yang hendak menyelesaikan tugas akhir kuliahnya haruslah memiliki alasan yang kuat. Alasan disini bertujuan untuk mempertahankan laporan penelitian dihadapan penguji karena apabila penulis tidak dapat memberikan penjelasan yang cocok maka penilaian terhadap judul saja memerlukan waktu yang lama, itu belum masuk ke permasalahan isi. Maka jika penulis menemukan kesulitan-kesulitan tersebut supaya memberikan alasan yang jelas, misalnya :

1.      Ungkapkanlah kepada penguji tentang pentingnya masalah yang akan diteliti, alasan ini harus benar-benar kuat, karena kalau tidak kuat maka penelitian itu tidak akan bisa dilanjutkan karena tidak mengandung tingkat kepentingan. Contoh pentingnya masalah diantaranya adalah mengenai tingkat bahaya kalau tidak dilakukan penelitian dan tingkat kemanfaatan dari hasil penelitian yang akan dilakukan.

2. Ungkapkanlah juga bahwa anda sebagai penulis memiliki minat dan sangat tertarik untuk menjalankan penelitian tersebut, karena faktor ketertarikan akan sangat mempengaruhi hasil penelitian. Seorang peneliti yang bersungguh-sungguh dalam melakukan penelitian akan berbeda hasilnya dengan seorang peneliti yang setengah hati bahkan terpaksa dalam melakukan sebuah penelitian.

3. Ungkapkanlah alasan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa kenyataan yang terjadi. Penulis harus benar-benar memahami kesenjangan ini, karena dengan kesenjangan ini maka anda akan dapat mengemukakan sebuah masalah yang akan memperkuat posisi judul penelitian yang telah dibuat.



Adapun hal yang perlu penulis perhatikan ketika mempertahankan judul yang dipilih adalah, penulis jangan sampai mengungkapkan bahwa judul yang diajukan berasal dari pembimbing atau disuruh oleh pembimbing. Hal itu dikarenakan pembimbing maupun penguji akan marah, dan kemungkinan terburuk judul penelitian itu tidak akan diterima untuk melanjutkan penelitian.



Problematika penelitian

Masalah penelitian adalah suatu pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan tentang situasi yang memerlukan pemecahan melalui penelitian, atau keputusan atau perlu didiskusikan. Menemukan masalah yang betul-betul masalah  bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu bila masalah penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan penelitian telah selesai 50%. Dengan demikian  pekerjaan menemukan masalah merupakan 50% dari kegiatan penelitian. Masalah juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan antara teori dan praktik. Untuk menjadi suatu masalah penelitian, harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:



1.      Suatu masalah penelitian harus menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih.

2.      Masalah penelitian hendaknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

3.      Suatu masalah penelitian memerlukan pengujian secara empirik. Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan penelitian kuantitatif yang bertujuan memecahkan masalah yaitu; sistematis, berencana dan mengikuti konsep atau prosedur ilmiah.

4.      Sistematis artinya dilaksanakan menurut pola atau aturan tertentu disusun mulai dari yang paling sederhana sampai pada masalah yang komplek sehingga tercapai tujuan penelitian secara efektif dan efisien. .

5.      Berencana artinya dilaksanakan berdasarkan rencana sesuai dengan unsur-unsur masalah berbentuk langkah-langkah penelitian yang jelas.

6.      Konsep atau prosedur ilmiah artinya sejak awal menemukan masalah sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, sesuai dengan prinsip-prinsip atau konsep-konsep penelitian ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENYIKAPI PEMILU 2019

Pesta rakyat akan kembali digelar tahun depan (2019) berupa pilpres maupun pileg yang akan menentukan nasib negeri ke depan. Seperti ...