I.
Mengapa Kita
perlu mempelajari Metodologi Penelitian?
Metode penelitian memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan
menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan
dengan cepat. Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam pengambilan
keputusan yang lebih ilmiah:
- Kebutuhan manajemen(kepala sekolah) akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik, dan
- Tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan ini.
Dalam dua dekade terakhir ini, kita
telah menyaksikan perubahan-perubahan yang dramatis dalam lingkungan
pendidikan. Bermula dari suatu peran ekonomis yang historis, organisasi
pendidikan telah berkembang sebagai tanggapan kepada mandat sosial dan politik dari
kebijakan nasional pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah Standar
Nasional, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, Badan Hukum Pendidikan,
dll., pertumbuhan teknologi yang dahsyat, dan inovasi yang masih
berlangsung terus di bidang komunikasi global. Perubahan-perubahan ini telah
menciptakan kebutuhan akan pengetahuan baru bagi pimpinan sekolah. Kebutuhan
akan pengetahuan lainnya timbul dari masalah yang timbul akibat
kebijakan-kebijakan peendidikan, pasar pendidikan yang diproteksi, transfer
teknologi, dan isu-isu makro-pendidikan.
Kecenderungan akan kompleksitas telah meningkatkan
risiko yang berhubungan dengan pengambilan keputusan bisnis pendidikan dan
mempunyai basis informasi yang kokoh menjadi semakin penting. Peningkatan
kompleksitas berarti bahwa semakin banyak variabel yang harus diperhatikan.
Persaingan pendidikan lebih ketat. Usaha-usaha bisnis pendidikan dibuat jadi
lebih kontras satu sama lain agar memperoleh keuntungan bersaing. Kaum
stockholder , dan masyarakat umum memiliki informasi yang lebih baik dan lebih
peka terhadap kepentingan diri. Pemerintah tetap berkepentingan dengan semua
aspek pendidikan dalam masyarakat. Masing-masing faktor ini menuntut agar para
manajer pendidikan memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih baik sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan.
Agar dapat berhasil dalam lingkungan
yang demikian, Anda perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai metode ilmiah
dan cara memadukannya ke dalam pengambilan keputusan. Anda perlu tahu bagaimana
mengenali penelitian yang baik dan bagaimana melaksanakannya. Tulisan ini
membahas kebutuhan-kebutuhan ini.
Dengan semakin rumitnya lingkungan
bisnis pendidikan, maka semakin meningkat pula jumlah dan keampuhan dari
peralatan untuk melaksanakan penelitian. Pengetahuan semakin bertambah luas di
semua bidang pendidikan. Teori-teori yang dibangun sudah lebih baik. Komputer
memberikan loncatan yang besar dalam kemampuan untuk menghadapi
masalah-masalah. Teknik-teknik analisis kuantitatif yang baru memanfaatkan
kemampuan ini. Komunikasi dan teknik-teknik pengukuran juga semakin luas.
Kecenderungan-kecenderungan ini saling memperkuat satu dengan yang lain dan
mempunyai dampak yang sangat besar terhadap penelitian pendidikan.
Jika perhatian utama Anda adalah
pada aspek-aspek riset manajemen pendidikan, ada sekurang-kurangnya empat
situasi yang akan menguntungkan Anda bilamana memiliki keterampilan penelitian.
Pertama, seorang manajer pendidikan sering memerlukan lebih banyak informasi
sebelum mengambil keputusan tertentu. Pilihan Anda terbatas jika tidak ada
orang yang dapat didelegasikan akan tugas ini; Anda sengaja tidak mencari
informasinya atau Anda berusaha mencarinya sendiri dengan tingkat keterampilan
yang terbatas. Jelaslah pilihan mana yang lebih baik.
Kedua, Anda mungkin diminta
melakukan suatu penelitian untuk tugas Anda. Kesempatan seperti ini biasanya
cenderung terjadi di awal karir Anda; mungkin ini merupakan kesempatan bagi
Anda untuk memberi kesan baik kepada atasan. Alasan ketiga, untuk memiliki
keterampilan penelitian adalah bahwa mungkin Anda perlu membeli jasa penelitian
dari orang-orang lain, atau setidak-tidaknya menilai apa yang dilakukan oleh
orang lain. Jika Anda mengerti desain penelitian yang dipakai dan dapat menilai
secara baik mutunya, maka mutu pengambilan keputusan Anda menjadi lebih baik.
Alasan keempat untuk mempelajari
metode-metode penelitian adalah bahwa mungkin Anda bisa mendapat posisi sebagai
seorang ahli dalam penelitian. Sebagai suatu fungsi yang dispesialisasikan,
penelitian menawarkan kesempatan-kesempatan yang menarik, khususnya dalam
analisis pendidikan, penelitian pemasaran pendidikan, dan penelitian operasi
pendidikan. Juga tersedia kesempatan kerja untuk para peneliti di bidang yang
lain.
II.
Perbedaan
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian merupakan salah satu
bentuk laporan yang paling sering dijumpai dalam penyusunan skripsi. Penelitian
sangat diperlukan ketika para ahli, mahasiswa, siswa, ataupun pakar-pakar lain
dalam mencari kebenaran melalui analisis fenomena yang menggunakan instrumen
penelitian.
Dalam dunia pendidikan suatu
penelitian sangat diperlukan karena dengan kita sebagai penerus bangsa harus
mengetahui secara pasti kebenaran dari pendidikan dan ilmu pengetahuan agar
tidak terjadi kesalahan dan kesimpangsiuran terhadap peserta didik.
Penelitian merupakan suatu usaha
menghubungkan kenyataan empirik dengan teori apabila teori sudah ada. Karena
dalam penelitian kualitatif dilakukan bukan dalam rangka menguji teori atau
hipotesis melainkan menemukannya.
Terdapat beberapa kesimpangsiuran
dalam memahami metode kualitatif yang sering kali dianggap sebagai pelengkap
dari metode kuantitatif.
Di dalam meneliti, manusia
menggunakan metodologi yang selalu berubah untuk mencapai tujuan utama
penelitian yaitu pengembangan kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Dengan kemajuan
dan perkembangan jaman penelitian, tidak dapat didaku bahwa satu pendekatan
saja yang benar. Akan tetapi pendekatan lain harus dipertimbangkan karena semua
bergerak terus (Phanta Rhei). (Lukas S. Musianti,2002;123-136)
Penelitian
Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan gejala secara holistik-konstektual
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti
sebagai instrumen kunci. Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis pendekatan induktif. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif lebih menonjol disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan
mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh dengan nilai-nilai
otentik.
Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menitikberatkan pada pengukuran dan analisis
hubungansebab-akibat antara bermacam-macam variabel, bukan prosesnya, penyelidikan
dipandang berada dalam kerangka bebas nilai.
Penelitian
Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.
Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun
pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di laporan.
Penelitian kualitatif adalah
penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum
diukur, menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat
antara yang diteliti dengan peneliti, tekanan situasi yang membentuk
penyelidikan, sarat nilai, menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus
perolehan maknanya.
Perbedaan
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian kualitatif berbeda dengan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti
dengan obyek yang diteliti, menggunakan instrumen-instrumen formal, standar,
dan bersifat mengukur. Sedangkan penelitian kualitatif menyatu dengan situasi
dan fenomena yang diteliti, menggunakan peneliti sebagai instrumen.
Berdasarkan Williams (1988) ada lima
pandangan dasar perbedaan antara pendekatan kuantitatif (istilah Williams
dengan kuantitatif positivistik) dan kualitatif. Kelima pendangan dasar
perbedaan tersebut adalah:
- 1. Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan holistik. Sehingga peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada obyek generalis, meragukan dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.
- 2. Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
- 3. Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements), sedangkan pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements).
- 4. Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sedangkan pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan.
- 5. Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti yang subyektif.
Perbedaan
Aksioma dalam Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Aksioma adalah
pandangan dasar. Aksioma penelitian kualitatif dan kuantitif meliputi tentang
realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, kemungkinan generalisasi, dan
peranan nilai. Perbedaan aksioma antara peneliti kualitatif dan kuantitatif.
Perbedaan aksioma dalam peneliti kualitatif dan kuantitatif, ditunjuk kan pada
tabel di bawah ini .
Aksioma dasar
|
Metode Kualitatif
|
Metode Kuantitatif
|
||||||||||
Sifat realitas
|
Dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, dan
terukur
|
Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan
pemahaman
|
||||||||||
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
|
Independen, supaya terbangun obyektifitas
|
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh
makna
|
||||||||||
Hubungan variabel
|
|
Timbal balik/interaktif
|
||||||||||
Kemungkinan generalisasi
|
Cenderung membuat generalisasi
|
Transferability (Hanya mungkin dalam ikatan konteks
dan waktu)
|
||||||||||
Peranan nilai
|
Cenderung bebas nilai
|
Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber
data
|
1.Sifat reabilitas
Dalam memandang realitas, gejala,
atau obyek yang diteliti. Terdapat perbedaan antara metode kualitatif dan
kuantitatif. Seperti telah dikemukakan, dalam metode kuantitatif yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang sebagai sesuatu yang
konkret, dapat diamati dengan panca indra, dapat dikategorikan menurut jenis,
bentuk, warna, dan prilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi.
Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan hanya
beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat
instrumen untuk mengukurnya.
Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada
filsafat Postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek
tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel.
Penelitian kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamin, hasil
kontruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh
(holistik) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil, peneliti kuantitatif
dapat meneliti mesinnya saja, atau body nya saja, tetapi peneliti kualitatif
akan meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja
pada saat mobil di jalankan.
2.Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif,
kebenaran itu diluar dirinya sehingga hubungan antara peneliti dengan yang
diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independent. Dengan
menggunakan kuisioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti
kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang
memberikan data.
Dalam penelitian kualitatif peneliti
sebagai human instrumen dan dengan teknik pengumpulan data participant
observation (observasi berperan serta) dan indepth interview (wawancara
mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian
peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
3.Hubungan antar variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel
terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (Kausal), sehingga
dalam penelitiannya ada varibel independent dan dependent. Dari variabel
tersebut selajutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang bersifat
holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam
melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat
interaktif yaitu saling mempengaruhi ( reciprocal/interaktif), sehigga tidak
diketahui mana variabel independent dan dependentnya.
4.Kemungkinan generalisasi
Pada umumnya penelitian kuantitatif
lebih menekankan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini
cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas.
Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi
tersebut dengan teknik probability sampling (random). Berdasarkan data dari
sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel
diberlakukan ke populasi dimana sampel tersebut diambil).
Pada penelitian kualitatif tidak melakukan
generalisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada
tingkat makna. Seperti telah dikemukakan, makna adalah dibalik yang tampak.
Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil
penelitian kualitatif tidak dapat diterapka ditempat lain. Generalisasi dalam
penelitian kualitatif disebut engan transferability dalam bahasa
indonesia dinamakan keteralihan. Maksudnya adalah bahwa, hasil penelitian
kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan ditempat lain. Keterangan
tersebut digambarkan pada gambar dibawah ini.
5.Peranan nilai
5.Peranan nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan
pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti data dengan sumber data.
Dala interaksi ini baik peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang,
pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi yang berbeda,
sehingga pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terkait oleh
nilai masing-masing. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, karena
peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari
nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai,
maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh
obyektif.
Karakteristik
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Karakteristik
penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) adalah sebagai berikut:
a.
Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and
researcher is the key instrument
b.
Qualitative research is descriptive. The data collected is in the form of words
of pictures rather than number
c.
Qualitative research are concerned with process rather than simply with
outcomes or products
d. Qualitative research tend to analyze their
data inductively
e. “Meaning” is of essential to the
qualitative approach
Berdasarkan
karakteristik tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa penelitian kualitatif
itu:
a.
Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci
b.
Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka
c. Penelitian
kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis
data secara induktif
e. Penelitian kualitatif lebih
menekankan makna
Ericson
dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut.
1. Intensive, long term participation in
field setting
2.
Careful recording of what happens in the setting by writing field notes and
interview notes by collecting other kinds of documentary evidence
3. Analytic reflection on the documentary
records obtained in the field
4.
Reporting the result by means of detailed descriptions, direct quotes from
interview, and interpretative commentary
Berdasarkan
hal tersebut dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif itu
dilakukan secara intensif, penliti ikut berpartisipasi lama di lapangan,
mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif
terhadap erbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan
penelitian secara mendetail.
Selanjutnya
untuk memahami secara lebih jelas dan rinci tentang metode kualitatif, maka
perlu memahami perbedaan antar kedua metode tersebut. perbedaan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dengan cara membandingkan
antara kedua metode tersebut. pada tabel di bawah ini dikemukakan perbedaan
karakteristik antara metode kualitatif dan kuantitatif.
Karakteristik
Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
No.
|
Metode Kuantitatif
|
Metode Kualitatif
|
1.
|
A. Desain
a. Spesifik, jelas rinci
b. Ditentukan secara mantap sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah demi
langkah
|
A. Desain
a. Umum
b. Fleksiberl
c. Berkembang, dan muncul dalam
proses penelitian
|
2.
|
B. Tujuan
a. Menunjukkan hubungan antar
variablel
b. Menguji teori
c. Mencari generalisasi yang
mempunyai nilai preduktif
|
B. Tujuan
a. Menemukan pola hubungan yang
bersifat interaktif
b. Menemukan teori
c. Menggambarkan realitas yang
kompleks
d. Memperoleh pemahaman makna
|
3.
|
C. Teknik
Pengumpulan Data
a. Kuesioner
b. Observasi dan wawancara terstruktur
|
C. Teknik
Pengumpulan Data
a. Participant observation
b. In depth interview
c. Dokumentasi
d. Tringulasi
|
4
|
D. Instrumen
Penelitian
a. Test, angket, wawancara
terstruktur
b. Instrumen yang telah terstandar
|
D. Instrumen
Penelitian
a. Peneliti sebagai isntrumen
b. Buku catatan, tape recorder, camera,
handycam dan lain-lain
|
5.
|
E. Data
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
|
E. Data
a. Deskriptif kualitatif
b. Dokumen pribadi, catatan lapangan,
ucapan dan tindakan responden, dokumen dan lain-lain
|
6.
|
F. Sampel
a. Besar
b. Representatif
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
|
F. Sampel/sumber
data
a. Kecil
b. Tidak representatif
c. Purposive, snowball
d. Berkembang selama proses penelitian
|
7.
|
G. Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunakan statistik untuk
menguji hipotesis
|
G. Analisis
a. Terus menerus sejak awal sampai
akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, tema, teori
|
8.
|
H. Hubungan
dengan Responden
a. Dibuat berjarak, bahkan sering
tanpa kontak supaya obyektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari
responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis
dapat dibuktikan
|
H. Hubungan
dengan Responden
a. Empati, akrab supaya memperoleh
pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan sama bahkan sebagai guru,
konsultan
c. Jangka lama, sampai datanya jenuh,
dapat ditemukan hipotesis atau teori
|
9.
|
I.
Usulan Desain
a. Luas dan rinci
b. Literatur yang berhubungan dengan
masalah, dan variabel yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-lankahnya
d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan
jelas
e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f. Ditulis secara rinci dan jelas
sebelum terjun ke lapangan
|
I.
Usulan Desain
a. Singkat, umum bersifat sementara
b. Literatur yang digunakan bersifat
sementara, tidak menjadi pegangan utama
c. Prosedur bersifat umum, seperti
akan merencanakan tour/piknik
d. Masalah bersifat sementara dan akan
ditemukan setelah studi pendahuluan
e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena
justru akan menemukan hipotesis
f. Fokus penelitian ditetapkan
setelah diperoleh data awal dari lapangan
|
10.
|
J.
Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan
|
J.
Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh
|
11.
|
K. Kepercayaan
terhadap hasil penelitian
Pengujian validitas dan reabilitas instrumen
|
K. Kepercayaan
terhadap hasil penelitian
Pengujian kredibilitas, dependibilitas, proses dan hasil penelitian
|
Proses Penelitian Kuantitatif dan
Penelitian Kualitatif
1. Proses
Penelitian Kuantitatif
Pada umumnya, penelitian kuantitatif
yang berdasarkan paradigma positivistik berlangsung sebagai berikut.
a) Peneliti menaruh minat dan merasa
terdorong untuk meneliti suatu masalah yang masih bersifat umum;
b) Masalah
diuraikan dalam beberapa submasalah yang melahirkan hipotesis;
c) Memilih metode
dalam memecahkan masalah;
d) Menentukan populasi
dan sampel yang akan digunakan;
e) Mengumpulkan
data;
f) Menganalisis
data;
g) Menulis laporan.
2. Proses
Penelitian Kualitatif
Pada proses penelitian kualitatif
terdapat banyak perbedaan dengan proses penelitian kuantitatif yang dikarenakan
adanya perbedaan paradigma yang berlangsung sebagai berikut.
a) Peneliti menaruh minat untuk meneliti
suatu topic yang masih bersifat umum;
b) Merumuskan
pertanyaan;
c) Menentukan
metode yang digunakan;
d) Memasuki lapangan;
e) Mengumpulkan data melalui observasi
dengan menggunakan catatan, mengadakan sampling, kemudian dicek kembali
kebenarannya dengan memperoleh informasi dari beberapa pihak (triangsulasi)
untuk memverifikasi informasi;
f) Analisis
data;
g) Dibuat laporan;
h) Membuat pertanyaan
baru.
Proses
Penelitian menurut sugiyono
Penelitian kuantitatif bertolak dari
studi pendahuluan dari obyek yang diteliti. Masalah harus digali melalui studi
pendahuluan melalui fakta-fakta empiris, sehingga peneliti harus menguasai
teori melalui membaca berbagai refrensi. Selanjutnya masalah dirumuskan secara
spesifik. Untuk menjawab masalah yang bersifat sementara (hipotesis) maka,
peneliti dapat membaca refrensi teoritis yang relevan. Kemudian untuk menguji
hipotesis peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian
yang sesuai. Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih maka peneliti dapat
menyusun instrumen penelitian. Dan hendaknya instrumen penelitian terlebih
dahulu diuji validitas dan realiabilitasnya. Pengumpulan data pada penelitian
kuantitatif dilakukan pada objek tertentu baik populasi maupun sampel. Jika
peneliti akan membuat generalisasi terhadap temuanya, maka sampel yang diambil
harus respensif (mewakili). Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisi untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Dalam analisis akan ditemukan
apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan
hipotesis yang dajukan atau tidak. Kesimpulanya berdasarkan metode penelitian
kuantitatif maka penelitian ini bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas,
mulai dari rumusan masalah, berteoti, berhipotesis, pengumpulan data, analis
data, serta kesimpulan dan saran.
Sedangkan proses penelitian
kualitatif adalah penelitian yang belum memiliki masalah, atau keinginan yang
jelas, tetapi dapat langsung memasuki lapangan/objek penelitian. Setelah
memasuki objek penelitian tahap awal peneliti kualitatif akan melihat segala
sesuatu yang ada ditempat itu , masih bersifat umum. Baru ketika pada proses
penelitian tahap ke dua yang disebut sebagai tahap reduksi/fokus, peneliti akan
memilih mana data yang menarik penting, berguna, dan baru. Selanjutnya
dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Tahap selanjutnya atau tahap ke tiga dalam penelitian kualitatif adalah tahap
selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus menjadi lebih rinci.
Kemudian peneliti melakukan analis yang mendalam terhadap data dan informasi
yang diperoleh, maka selanjutnya peneliti dapat menemukan tema dengan cara
mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sebuah pengetahuan, hipotesis
atau ilmu yang baru.
Hasil akhir dari penelitian
kualitatif ini bukan hanya sekedar menghasilkan Data atau informasi seperti
yang sulit di cari halnya pada metode penelitian kuantitatif, tetapi juga
harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis
atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan
meningkatkan taraf hidup manusia.
III.
Pertimbangan
dalam memilih judul dan problematika penelitian
a.
Pertimbangan dalam memilih judul
Judul merupakan hal pertama yang
terlihat dan seringkali dipertanyakan. Untuk itu, judul haruslah menarik bagi
pembaca untuk menyimak lebih lanjut lagi. Menurut Drs. Mardalis, dalam bukunya
yang berjudul “Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal” ,dalam
memilih dan menetapkan judul harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) Judul sebaiknya yang menarik minat
peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat si peneliti merupakan sesuatu
yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah
penelitian.
2) Judul yang dipilih mampu untuk
dilaksanakan peneliti. Mampu di sini dimaksudkan dapat melakukan
penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian tersebut
dengan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian
penelitian dengan judul yang dipilih.
3) Judul hendaknya mengandung kegunaan
praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja bersusah payah,
hendaknya hasilnya berguna untuk diri sendiri, masyarakat dan ilmu pengetahuan.
Sehingga,dengan judul yang dipilih ada manfaatnya.
4) Judul yang dipilih hendaknya cukup data
yang tersedia. Data di sini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan
yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula
untuk menyusun hipotesa penelitian.
5) Hindari terjadinya duplikasi judul dengan
judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan salah
satunya tiruan atau plagiat.[1]
Sedangkan menurut, Dr.Juliansyah
Noor dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Penelitian”, beberapa
syarat agar judul penelitian dapat disebut baik antara lain :
1) Menyebutkan variabel penelitian. Variabel
penelitian merupakan masalah utama penelitian.
2) Menyebutkan unit analisis penelitian. Yang
dimaksud dengan unit analisis penelitian yaitu organisasi, kelompok orang,
kejadian, atau hal-hal yang dijadikan objek penelitian.
3) Menyebutkan lokasi
penelitian
4) Disusun sesingkat mungkin.
Berdasarkan pendapat Dr.Juliansyah
Noor, dapat disimpulkan bahwa dalam judul harus mencakup hal-hal berikut :
a) Menunjukkan sifat
atau jenis penelitian.
b) Menunjukkan variabel
utama yang merupakan objek penelitian.
c) Menunjukkan variabel
yang menjadi faktor pengaruh variabel utama.
d) Menunjukkan pada subjek
penelitian atau unit analisisnya.
e) Menunjukkan lokasi
penelitian.
f) Menunjukkan
tahun penelitian dilaksanakan.
Yang dimaksud dengan variabel itu
sendiri adalah suatu sebutan yang dapat dinilai oleh angka (kuantitatif) atau
nilai mutu (kualitatif). Menurut Juliansyah Noor, menjelaskan :
“Variabel Penelitian pada dasarnya
merupakan hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dengan kata lain, variabel penelitian ialah setiap hal dalam
suatu penelitian yang datanya ingin diperoleh…”
Judul dapat diperoleh dari manapun, meskipun demikian
penentuan terakhir adalah terletak pada pelaku penelitian sendiri. Oleh karena
itu sebelum judul ditemukan, maka harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal
berikut kepada dirinya sendiri, yaitu :
·
Apakah judul tersebut dapat dikuasainya?
·
Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia secukupnya?
·
Apakah judul tersebut penting untuk diteliti?
·
Apakah judul tersebut cukup menarik minat untuk
diteliti dan dikajikan?
Judul setidaknya memperhatikan dua
hal, yaitu kesesuaian judul dengan isi penelitian dan pemilihan kata-kata dalam
judul. Lalu apakah yang dimaksud dengan kesesuaian judul dengan isi penelitian?
Kesesuaian isi dengan judul maksudnya, kemampuan memelihara agar tulisan
skripsi/laporan penelitian tetap berada pada menyimpang dari judul atau judul
beda koridor judul. Jadi, jangan sampai isi dengan isi. Sedangkan yang
dimaksud dengan Pemilihan kata-kata dalam judul artinya,judul harus ilmiah,
logis, dan menggunakan bahasa Indonesia yang benar.
Judul dalam karya ilmiah, cukup satu
kalimat saja. Biasanya merupakan sebuah kalimat positif, jarang sekali
menggunakan kalimat tanya atau negatif, meskipun ini sah-sah saja.
Persoalannya, dalam banyak buku metode penelitian, dikatakan seperti itu.
Judul harus singkat, padat dan
jelas. Judul yang bertele-tele, selain membingungkan pembaca, juga mengundang pertanyaan
bagi dosen penguji skripsi. Bisa dua jam lebih anda diuji, dimana satu jamnya
hanya berputar-putar di halaman judul saja tidak kunjung bergerak ke dalam isi.
Namun disisi lain, untuk mendapatkan
judul sebuah penelitian haruslah ada permasalahan-permasalahan yang sesuai
dengan bidang yang akan diteliti tersebut. Untuk itu perlu dilakukan
penyaringan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul. Adapun cara
menyaring permasalahan tersebut adalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut, diantaranya :
a. Minat secara pribadi. Secara pribadi
peneliti berminat untuk membahas dan menemukan jawaban atau solusi dari
permasalahan yang dipilih. Jika memaksakan memilih permasalahan yang tidak
diminati, bisa menimbulkan rasa bosan dan tidak maksimal dalam berbagai aspek
dalam proses pembuatan laporan penelitian/ skripsi.
b. Kemampuan secara pribadi. Pastikan bahwa
peneliti harus memiliki pemahaman dasar yang memadai untuk membahas
permasalahan tersebut. Meskipun peneliti sangat berminat, tetapi kalau
permasalahan itu tidak pernah sama sekali masuk dalam pikiran pelaku
penelitian, maka akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan laporan atau skripsi
yang dibuat. Sebenarnya, bagi peneliti yang sudah mahir, bisa saja menantang
diri dengan memasuki wilayah yang baru sama sekali. Namun bagi pemula
disarankan untuk berlatih terlebih dahulu dengan permasalahan yang agak
familiar.
c. Landasan Teoritis dan Konseptual
tersedia. Pastikan bahwa anda mampu mendapatkan landasan teoritis dan
konspetual untuk permasalahan yang dipilih. Meskipun, pengabaran mengejar
berbagai sumber literatur dilakukan setelah judul diterima, tidak ada salahnya
anda melakukan sedikit kegiatan pra-penelitian dengan melihat beberapa sumber
literatur terkait.
d. Data tersedia. Data untuk permasalahan
yang dipilih tersedia di lokasi penelitian penulis. Meskipun permasalahan yang
dipilih menarik dan penting tetapi kalau datanya belum ada maka tidak bisa
melakukan penelitian.
e. Data dapat diakses. Terkait dengan
poin terdahulu, maka data yang tersedia bisa diakses. Data yang sifatnya
sensitif dan menyangkut pribadi seseorang biasanya sulit diakses kecuali kalau
didukung oleh otoritas tertentu yang berwenang memberi akses. Data keuangan
organisasi, data pasien, dan semacamnya biasanya tidak begitu saja bisa diakses
oleh peneliti.
f. Etika penelitian. Permasalahan yang
dipilih tidak akan melibatkan penulis dengan masalah etika. Hal ini sangat
perlu diperhatikan kalau objek yang diteliti adalah manusia. Pastikan temuan atau
hasil penelitian tidak bakal membahayakan fisik, karir atau profesi responden.
Sebagai contoh, meneliti kepemimpinan seorang kepala daerah yang terbukti penuh
dengan kekurangan bisa saja berdampak buruk kepada yang bersangkutan. Disini
peneliti biasanya diperhadapkan pada situasi dilematis. Pada satu sisi penulis
dituntut untuk mengemukakan temuannya secara objektif (apa adanya), namun pada
sisi lain penulis bisa merugikan objek penelitiannya jika diungkap secara
objektif.
Dari uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa syarat dari sebuah judul sehingga dikatakan judul yang tepat
dan baik adalah, sebagai berikut :
a) Judul dalam kalimat
pernyataan, bukan pertanyaan.
b) Cukup jelas dan
singkat.
c) Berisi
variable-variabel yang akan diteliti.
d) Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan
penelitian yang dilakukan.
b.
Alasan Memilih Judul
Sebuah judul yang dipilih atau yang
penulis angkat dari pemasalahan-permasalahan yang ada terutama bagi para
mahasiswa yang hendak menyelesaikan tugas akhir kuliahnya haruslah memiliki
alasan yang kuat. Alasan disini bertujuan untuk mempertahankan laporan
penelitian dihadapan penguji karena apabila penulis tidak dapat memberikan
penjelasan yang cocok maka penilaian terhadap judul saja memerlukan waktu yang
lama, itu belum masuk ke permasalahan isi. Maka jika penulis menemukan
kesulitan-kesulitan tersebut supaya memberikan alasan yang jelas, misalnya :
1.
Ungkapkanlah kepada penguji tentang pentingnya masalah
yang akan diteliti, alasan ini harus benar-benar kuat, karena kalau tidak kuat
maka penelitian itu tidak akan bisa dilanjutkan karena tidak mengandung tingkat
kepentingan. Contoh pentingnya masalah diantaranya adalah mengenai tingkat
bahaya kalau tidak dilakukan penelitian dan tingkat kemanfaatan dari hasil penelitian
yang akan dilakukan.
2. Ungkapkanlah juga bahwa anda sebagai penulis memiliki minat dan sangat
tertarik untuk menjalankan penelitian tersebut, karena faktor ketertarikan akan
sangat mempengaruhi hasil penelitian. Seorang peneliti yang bersungguh-sungguh
dalam melakukan penelitian akan berbeda hasilnya dengan seorang peneliti yang
setengah hati bahkan terpaksa dalam melakukan sebuah penelitian.
3. Ungkapkanlah alasan adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dan
apa kenyataan yang terjadi. Penulis harus benar-benar memahami kesenjangan ini,
karena dengan kesenjangan ini maka anda akan dapat mengemukakan sebuah masalah
yang akan memperkuat posisi judul penelitian yang telah dibuat.
Adapun hal yang perlu penulis
perhatikan ketika mempertahankan judul yang dipilih adalah, penulis jangan
sampai mengungkapkan bahwa judul yang diajukan berasal dari pembimbing atau
disuruh oleh pembimbing. Hal itu dikarenakan pembimbing maupun penguji akan
marah, dan kemungkinan terburuk judul penelitian itu tidak akan diterima untuk
melanjutkan penelitian.
Problematika
penelitian
Masalah penelitian adalah suatu
pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan tentang situasi yang memerlukan
pemecahan melalui penelitian, atau keputusan atau perlu didiskusikan. Menemukan
masalah yang betul-betul masalah bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh
karena itu bila masalah penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan penelitian
telah selesai 50%. Dengan demikian pekerjaan menemukan masalah merupakan
50% dari kegiatan penelitian. Masalah juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan
antara teori dan praktik. Untuk menjadi suatu masalah penelitian, harus
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1.
Suatu masalah penelitian harus menggambarkan hubungan
antara dua variabel atau lebih.
2.
Masalah penelitian hendaknya dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan.
3.
Suatu masalah penelitian memerlukan pengujian secara
empirik. Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan penelitian kuantitatif
yang bertujuan memecahkan masalah yaitu; sistematis, berencana dan mengikuti
konsep atau prosedur ilmiah.
4.
Sistematis artinya dilaksanakan menurut pola atau
aturan tertentu disusun mulai dari yang paling sederhana sampai pada masalah
yang komplek sehingga tercapai tujuan penelitian secara efektif dan efisien. .
5.
Berencana artinya dilaksanakan berdasarkan rencana
sesuai dengan unsur-unsur masalah berbentuk langkah-langkah penelitian yang
jelas.
6.
Konsep atau prosedur ilmiah artinya sejak awal
menemukan masalah sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang
sudah ditentukan, sesuai dengan prinsip-prinsip atau konsep-konsep penelitian
ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar