/* Start http://www.cursors-4u.com */ * {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/food/foo-3/foo233.ani),url(http://cur.cursors-4u.net/food/foo-3/foo233.png), auto !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Dancing Banana Squire Sword And Shield

Minggu, 05 November 2017

Siapa yang bertanggung jawab atas pendidikan anak?????



Bukan Sekolah yang Bertanggung Jawab Penuh Atas Pendidikan Anak, Tapi Kedua Orangtua

Tanggung jawab mendidik anak adalah tanggung jawab yang sempurna untuk kedua orangtua. Tanggung jawab mendidik tidak hanya sebatas menyerahkan anak untuk dididik oleh lembaga atau instansi sekolah. Di keluarga adalah tempat pendidikan anak akan berlangsung lama dan di dalam keluargalah anak mendapatkan pendidikan pertama. Oleh karena itu, orangtua tidak bisa melepaskan tanggung jawab pendidikan anaknya begitu saja pada pihak ketiga.
Begitu pentingnya pendidikan anak dalam keluarga bukan tanpa alasan. KIta akan mencoba mempelajari alasan mendasarnya. Semoga dengan kita mempelajarinya, kita dapat sadar betapa pentingnya proses pendidikan dalam keluarga.
Elusan telapak tangan ibu tak bisa digantikan oleh seribu elusan tangan Baby Sitter.
- Gus Mus

1. Pendidikan adalah hak anak atas orangtua

Tidak ada manusia yang baru lahir langsung akan menjadi baik ataupun pintar, namun yang menjadikannya seperti itu karena adanya pendidikan dari orang di sekitarnya, terutama orangtuanya. Anak sejak kecil tidak tahu apa-apa, tidak tahu baik, dan buruk. Ia terlahir dalam keadaan kosong. Karena itulah anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dari kedua orangtuanya.

2. Tanggung jawab utama orangtua kepada anak

Memberikan nafkah dan pengetahuan pada anak adalah tugas utama kedua orangtua pada anaknya. Seperti yang dipaparkan sebelumnya, anak terlahir dalam keadaan kosong. Untuk mengisi kekosongan anak maka orangtua wajib mendidik anaknya. Mendidik anak tidak dapat diserahkan ke oranglain secara penuh. Tanggung jawab mendidik anak merupakan tanggung jawab penuh orangtua.

3. Orangtua adalah role model utama anak

Anak terlahir dalam keluarga dan perilaku yang dilihat pertama kalinya adalah perilaku kedua orangtua. Itu berlangsung mulai sejak anak lahir. Perilaku anak akan cendrung mengikuti apa yang dicontohkan dan penanganan yang dilakukan oleh orangtuanya. Penanganan juga merupakan suatu percontohan kepada anaknya. Kalau orangtua baik dalam menangani anak maka akan berpengaruh besar terhadap apa yang dilakukan anaknya.

4. Orangtua pemberi pengaruh besar pada anak

Pola asuh orangtua akan memberikan pengaruh besar pada anak. Baik dan buruk yang diterima anak tergantung cara orangtua dalam mendidik anak. Sebaiknya dalam mendidik anak berikanlah pengaruh yang sewajarnya pada anak agar anak dapat menikmati apa yang orangtua arahkan.

5. Anak merupakan interpretasi dari orangtuanya

Perilaku anak akan sebagian besar terpengaruhi oleh apa yang ada dalam keluarganya. Anak bisa jadi cermin orangtua atas pendidikan yang berlangsung yang ada dalam keluarga. Jika anak takut dilaporkan perilaku buruknya maka anak akan takut maka dapat diketahui pendidikan yang ada dalam keluarganya baik, begitu juga sebaliknya.

Karena Menuntut Ilmu Itu Tidak Selalu Datang dari Guru, Tanamkan 5 Hal Ini pada Anak Agar Bisa Mendapatkan Ilmu dari Mana Saja

 

Dalam pemikiran bapak pendidikan kita, Pak Ki Hajar Dewantara, beliau menempatkan pendidikan keluarga sebagai pendidikan yang pertama diterima oleh anak, baru kemudian sekolah, dan masyarakat. Keluarga tidak jauh dari orangtua yang mempunyai peran besar dalam mendidik (mengasuh) anak dalam hidupnya. Oleh karena itu, orangtua seharusnya membawa anak ke arah yang lebih baik untuk menyadari pentingnya Ilmu untuk anak.
Di bawah ini adalah hal yang perlu ditanamkan pada kesadaran anak terkait dengan pentingnya ilmu dalam hidupnya. Paparan ini diambil dari sebuah pesan yang dibuat oleh Badi'uz Zaman al-Hamadzani untuk keponakannya.
Engkau adalah anakku selama menuntut ilmu adalah kesibukanmu. Madrasah adalah rumahmu, pena adalah temanmu dan buku adalah sahabatmu. Apabila engkau tidak melakukannya, maka orang lain yang menjadi pamanmu, Wassalam.

1. Menuntut ilmu adalah kesibukan

Masa kecil pada anak sebaiknya diberikan keluasan untuk mencari ilmu. Kesibukan mencari ilmu pada masa kecil adalah keharusan yang ditanamkan kepada anak. Karena anak akan menjadi orang dewasa kedepannya yang akan menghadapi banyak masalah yang harus diselesaikan dengan ilmu yang ia dapatkan.

2. Sekolah adalah rumah

Sekolah merupakan tempat pendidikan yang diselenggarakan untuk mencerdaskan dan memberikan pelatihan kepada anak dalam menyelesaikan masalah. Orangtua perlu memilihkan anaknya sekolah yang memberikan pelayanan yang luas untuk berlatih menyelesaikan masalah. Sekolah yang dipilih yaitu sekolah yang memberikan ilmu-ilmu dengan cara yang menyenangkan dan dapat menyesuaikan anak.

3. Pena adalah teman

Alat ini diberikan kepada anak dengan memberikan pesan bahwa pena ini digunakan untuk menulis ilmu yang didapatkan dari siapapun dan dari manapun. Meminta anak untuk menulis dan mengembangkan ilmu yang didapatkan dengan cara menulisnya.

4. Buku adalah sahabat

Mencari ilmu tidak hanya terjadi di tempat-tempat formal seperti sekolah yang biasanya ilmu akan diberikan oleh guru. Namun anak perlu ditanamkan bahwa buku adalah pembuka wawasan dan jendela pembuka ilmu. Maka jadikan buku itu sebagai sahabat anak di rumahnya. Cara yang dapat dilakukan orangtua yaitu dengan membuatkan perpustakaan khusus untuk anak agar diberikan kemudahan dalam membaca buku.

5. Memikirkan ilmu adalah mengamalkannya

Mendapatkan ilmu dari tempat lain itu perlu dikembangkan oleh anak. Penanaman tentang pengembangan ilmu ini diberikan ketika anak sedang belajar. Caranya orangtua menemani anak dalam belajar untuk membantu anak mengembangkan ilmu yang dimilikinya.

Jangan Jadi Orangtua yang Sembarangan; Dorong Semangat Belajar Anak dengan Pahami Parenting Management Berikut Ini

 

Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya.
-Anis Baswedan-
Anakmu adalah kekayaanmu yang tak ternilai harganya.

1. Ketahui masalah yang dihadapi anak

Mencari titik masalah yang ada pada anak harus dilakukan oleh orangtua. Dengan orangtua mencari masalah yang terjadi pada anak dapat membantu untuk menangani masalah sang anak. Mengetahui masalah adalah hal yang harus diketahui oleh orangtua agar penanganannya dapat diberikan dengan tepat.

2. Ketahui penyebabnya

Masalah tidak hanya muncul begitu saja, namun ada penyebabnya. Penyebab ini juga harus diketahui oleh orangtua, agar orangtua dapat menangani dan menghindarkan anak dari masalah yang akan terjadi. Penyebab ini dapat dicari melalui menanyakannya kepada anak, baik yang terjadi di lingkungan bermain, sekolah, dan keluarga. Setelah itu kita dapat merincikan penyebab-penyebabnya dan dapat menangani masalah yang dihadapi anak dengan baik.

3. Merencanakan penanganan

Merencanakan penanganan pada anak didasarkan atas masalah dan penyebab masalah yang dihadapi oleh anak. Orangtua dapat merincikan penanganan pada anaknya secara detil dan memilih prioritas yang harus ditangani. Bila diperlukan, orangtua mencatat atau membuat panduannya untuk diri orangtua.

4. Penanganan langsung ke anak

Melaksanakan penanganan pada anak dilakukan dengan menempatkan penanganan tersebut pada suatu yang pas, begitu juga dengan situasinya. Dengan cara ini dapat membantu anak untuk cepat memahami arahan dari orangtua. Selain itu, dapat membantu orangtua menggunakan waktu yang efektif dalam menangani anak.  

5. Membangun harapan belajar pada anak

Anak perlu dibantu untuk membangkitkan tingkat harapannya dalam belajar. Membangkitkan harapan anak dapat dilakukan dengan cara merincikan poin-poin harapan sebelum memulai belajar. Membangun harapan tidak dibatasi, karena setiap harapan yang diberikan kepada anak menjadi motivasi sendiri untuk mencapainya. Ketika harapan yang dibangun semakin tinggi, maka motivasi untuk mencapainya semakin tinggi.

6. Menumbuhkan keyakinan pada untuk mencapai harapan

Setelah menetukan harapan yang ingin dicapai. Anak perlu diberikan bantuan untuk membangun keyakinannya, untuk mencapai harapan yang telah dibuat. Membangun keyakinan tentu adanya pertimbangan yang harus dianalisis, mulai dari manfaat dan tidak kebermanfaatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENYIKAPI PEMILU 2019

Pesta rakyat akan kembali digelar tahun depan (2019) berupa pilpres maupun pileg yang akan menentukan nasib negeri ke depan. Seperti ...