Bukan
Sekolah yang Bertanggung Jawab Penuh Atas Pendidikan Anak, Tapi Kedua Orangtua
Begitu pentingnya pendidikan anak dalam keluarga bukan tanpa alasan. KIta akan mencoba mempelajari alasan mendasarnya. Semoga dengan kita mempelajarinya, kita dapat sadar betapa pentingnya proses pendidikan dalam keluarga.
Elusan telapak tangan ibu tak bisa digantikan oleh seribu elusan tangan Baby Sitter.
- Gus Mus
1. Pendidikan adalah hak anak atas orangtua
Tidak ada manusia yang baru lahir langsung akan
menjadi baik ataupun pintar, namun yang menjadikannya seperti itu karena adanya
pendidikan dari orang di sekitarnya, terutama orangtuanya. Anak sejak kecil
tidak tahu apa-apa, tidak tahu baik, dan buruk. Ia terlahir dalam keadaan
kosong. Karena itulah anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan dari
kedua orangtuanya.
2. Tanggung jawab utama orangtua kepada anak
Memberikan nafkah dan pengetahuan pada anak adalah
tugas utama kedua orangtua pada anaknya. Seperti yang dipaparkan sebelumnya,
anak terlahir dalam keadaan kosong. Untuk mengisi kekosongan anak maka orangtua
wajib mendidik anaknya. Mendidik anak tidak dapat diserahkan ke oranglain
secara penuh. Tanggung jawab mendidik anak merupakan tanggung jawab penuh
orangtua.
3. Orangtua adalah role model utama anak
Anak terlahir dalam keluarga dan perilaku yang
dilihat pertama kalinya adalah perilaku kedua orangtua. Itu berlangsung mulai
sejak anak lahir. Perilaku anak akan cendrung mengikuti apa yang dicontohkan
dan penanganan yang dilakukan oleh orangtuanya. Penanganan juga merupakan suatu
percontohan kepada anaknya. Kalau orangtua baik dalam menangani anak maka akan
berpengaruh besar terhadap apa yang dilakukan anaknya.
4. Orangtua pemberi pengaruh besar pada anak
Pola asuh orangtua akan memberikan pengaruh besar
pada anak. Baik dan buruk yang diterima anak tergantung cara orangtua dalam
mendidik anak. Sebaiknya dalam mendidik anak berikanlah pengaruh yang
sewajarnya pada anak agar anak dapat menikmati apa yang orangtua arahkan.
5. Anak merupakan interpretasi dari orangtuanya
Perilaku anak akan sebagian besar terpengaruhi oleh
apa yang ada dalam keluarganya. Anak bisa jadi cermin orangtua atas pendidikan
yang berlangsung yang ada dalam keluarga. Jika anak takut dilaporkan perilaku
buruknya maka anak akan takut maka dapat diketahui pendidikan yang ada dalam
keluarganya baik, begitu juga sebaliknya.
Karena Menuntut Ilmu Itu Tidak Selalu Datang dari Guru, Tanamkan 5 Hal Ini pada Anak Agar Bisa Mendapatkan Ilmu dari Mana Saja
Dalam pemikiran bapak pendidikan kita, Pak Ki Hajar Dewantara, beliau menempatkan pendidikan keluarga sebagai pendidikan yang pertama diterima oleh anak, baru kemudian sekolah, dan masyarakat. Keluarga tidak jauh dari orangtua yang mempunyai peran besar dalam mendidik (mengasuh) anak dalam hidupnya. Oleh karena itu, orangtua seharusnya membawa anak ke arah yang lebih baik untuk menyadari pentingnya Ilmu untuk anak.
Di bawah ini adalah hal yang perlu ditanamkan pada kesadaran anak terkait dengan pentingnya ilmu dalam hidupnya. Paparan ini diambil dari sebuah pesan yang dibuat oleh Badi'uz Zaman al-Hamadzani untuk keponakannya.
Engkau adalah anakku selama menuntut ilmu adalah kesibukanmu. Madrasah adalah rumahmu, pena adalah temanmu dan buku adalah sahabatmu. Apabila engkau tidak melakukannya, maka orang lain yang menjadi pamanmu, Wassalam.
1. Menuntut ilmu adalah kesibukan
Masa kecil pada anak sebaiknya diberikan keluasan
untuk mencari ilmu. Kesibukan mencari ilmu pada masa kecil adalah keharusan
yang ditanamkan kepada anak. Karena anak akan menjadi orang dewasa kedepannya
yang akan menghadapi banyak masalah yang harus diselesaikan dengan ilmu yang ia
dapatkan.
2. Sekolah adalah rumah
Sekolah merupakan tempat pendidikan yang
diselenggarakan untuk mencerdaskan dan memberikan pelatihan kepada anak dalam
menyelesaikan masalah. Orangtua perlu memilihkan anaknya sekolah yang
memberikan pelayanan yang luas untuk berlatih menyelesaikan masalah. Sekolah
yang dipilih yaitu sekolah yang memberikan ilmu-ilmu dengan cara yang
menyenangkan dan dapat menyesuaikan anak.
3. Pena adalah teman
Alat ini diberikan kepada anak dengan memberikan
pesan bahwa pena ini digunakan untuk menulis ilmu yang didapatkan dari siapapun
dan dari manapun. Meminta anak untuk menulis dan mengembangkan ilmu yang
didapatkan dengan cara menulisnya.
4. Buku adalah sahabat
Mencari ilmu tidak hanya terjadi di tempat-tempat formal
seperti sekolah yang biasanya ilmu akan diberikan oleh guru. Namun anak perlu
ditanamkan bahwa buku adalah pembuka wawasan dan jendela pembuka ilmu. Maka
jadikan buku itu sebagai sahabat anak di rumahnya. Cara yang dapat dilakukan
orangtua yaitu dengan membuatkan perpustakaan khusus untuk anak agar diberikan
kemudahan dalam membaca buku.
5. Memikirkan ilmu adalah mengamalkannya
Mendapatkan ilmu dari tempat lain itu perlu
dikembangkan oleh anak. Penanaman tentang pengembangan ilmu ini diberikan
ketika anak sedang belajar. Caranya orangtua menemani anak dalam belajar untuk
membantu anak mengembangkan ilmu yang dimilikinya.
Jangan Jadi Orangtua yang Sembarangan; Dorong Semangat Belajar Anak dengan Pahami Parenting Management Berikut Ini
Kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya, bukan sumber daya alamnya.
-Anis Baswedan-
Anakmu adalah kekayaanmu yang tak ternilai harganya.
1. Ketahui masalah yang dihadapi anak
Mencari titik masalah yang ada pada anak harus
dilakukan oleh orangtua. Dengan orangtua mencari masalah yang terjadi pada anak
dapat membantu untuk menangani masalah sang anak. Mengetahui masalah adalah hal
yang harus diketahui oleh orangtua agar penanganannya dapat diberikan dengan
tepat.
2. Ketahui penyebabnya
Masalah tidak hanya muncul begitu saja, namun ada
penyebabnya. Penyebab ini juga harus diketahui oleh orangtua, agar orangtua
dapat menangani dan menghindarkan anak dari masalah yang akan terjadi. Penyebab
ini dapat dicari melalui menanyakannya kepada anak, baik yang terjadi di lingkungan
bermain, sekolah, dan keluarga. Setelah itu kita dapat merincikan
penyebab-penyebabnya dan dapat menangani masalah yang dihadapi anak dengan
baik.
3. Merencanakan penanganan
Merencanakan penanganan pada anak didasarkan atas
masalah dan penyebab masalah yang dihadapi oleh anak. Orangtua dapat merincikan
penanganan pada anaknya secara detil dan memilih prioritas yang harus
ditangani. Bila diperlukan, orangtua mencatat atau membuat panduannya untuk
diri orangtua.
4. Penanganan langsung ke anak
Melaksanakan penanganan pada anak dilakukan dengan
menempatkan penanganan tersebut pada suatu yang pas, begitu juga dengan
situasinya. Dengan cara ini dapat membantu anak untuk cepat memahami arahan
dari orangtua. Selain itu, dapat membantu orangtua menggunakan waktu yang
efektif dalam menangani anak.
5. Membangun harapan belajar pada anak
Anak perlu dibantu untuk membangkitkan tingkat
harapannya dalam belajar. Membangkitkan harapan anak dapat dilakukan dengan
cara merincikan poin-poin harapan sebelum memulai belajar. Membangun harapan
tidak dibatasi, karena setiap harapan yang diberikan kepada anak menjadi
motivasi sendiri untuk mencapainya. Ketika harapan yang dibangun semakin
tinggi, maka motivasi untuk mencapainya semakin tinggi.
6. Menumbuhkan keyakinan pada untuk mencapai harapan
Setelah menetukan harapan yang ingin dicapai. Anak
perlu diberikan bantuan untuk membangun keyakinannya, untuk mencapai harapan
yang telah dibuat. Membangun keyakinan tentu adanya pertimbangan yang harus
dianalisis, mulai dari manfaat dan tidak kebermanfaatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar